Blogroll

Rabu, 15 Februari 2012

AGROINDUSTRI JAGUNG


MAKALAH AGROINDUSTRI JAGUNG




Oleh :
Bob Prima Pujakusuma

GURU PEMBIMBING
MARYANTI,S.T.P.,M.T.A

SMK UNGGUL DAN TERPADU
NEGARA BUMI ILIR
LAMPUNG  TENGAH
 

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................
          2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Jagung.....................................................
          2.2 Jenis – Jenis Jagung....................................................................................
          2.3 Struktur Butir Jagung..................................................................................
          2.4 Komposisi Jagung.......................................................................................
          2.5 Hubungan Pertumbuhan Gulma dengan Tumbuhan Jagung.....................
          2.6 Jarak Jagung...............................................................................................
BAB III HASIL & PEMBAHASAN .................................................................................  
          3.1 Pohon Industri Jagung ..............................................................................
          3.2 Macam-Macam Industri Jagung ...............................................................
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................
          4.1 Kesimpulan ................................................................................................
          4.2 Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................







KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga MAKALAH  ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan MAKALAH AGROINDUSTRI JAGUNG ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada MAKALAH  ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan MAKALAH  ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam MAKALAH  ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki MAKALAH kami di masa datang.
Dengan menyelesaikan MAKALAH  ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari MAKALAH ini tentang agroindustri jagung.Semoga dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.Sekian dan Trimakasih.



Penulis

(seluruh anggota kelompok )





BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Jagung merupakan komoditas hasil pertanian penting karena dikenal sebagai makanan pokok kedua setelah beras.Beberapa openduduk di Indonesia sudah lama mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok seperti masyarakat Madura misalnya.Beberapa penduduk yang lain sering kali mengkonsumsi beras dicampur dengan jagung.Tanaman jagung dapat ditanam di tanah marginal.Tidak membutuhkan tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi.
            Jagung selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk bahan baku industri pakan ternak, maupun ekspor.Teknologi produksi jagung sudah banyak dihasilkan oleh lembaga penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian maupun Perguruan Tinggi, namun belum banyak diterapkan di lapangan. Penggunaan pupuk urea misalnya ada yang sampai 600 kg/ha jauh lebih tinggi dari kisaran yang seharusnya diberikan yaitu 350-400 kg/ha.
            Teknologi pasca panen yang masih sederhana mengakibatkan kualitas jagung di tingkat petani tergolong rendah sehingga harganya menjadi rendah.Hal ini dikarenakan petani pada umumnya menjual jagungnya segera setelah panen. Cara pengeringan yang banyak dilakukan, yaitu pengeringan di pohon sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung dipipil yang selanjutnya dijual.
            Dalam upaya pengembangan jagung yang lebih kompetitif, diperlukan upaya efisiensi usahatani, baik ekonomi,mutu maupun produktivitas melalui penerapan teknologi mulai dari penentuan lokasi, penggunaan varietas, benih bermutu,penanaman, pemeliharaan, hingga penanganan panen dan pasca panen yang tepat.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Jagung
Tanaman jagung termasuk Class monocotyledone, ordo graminae, familia graminaceae, genus zea, species Zea mays dan merupakan tanaman berumah satu (monoecious), bunga jantan (staminate) terbentuk pada malai dan bunga betina (tepistila) terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi masih dalam satu tanaman. Jagung tergolong tanaman C4 dan mampu beradaptasi dengan baik pada faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air.
Tanaman jagung berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif dan akar udara, mempunyai batang induk, berbentuk selindris terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang bervariasi 60-300 cm, tergantung pada varietas dan tempat Selama fase vegetatif bakal daun mulai terbentuk dari kuncup tunas. Setiap daun terdiri dari helaian daun, ligula dan pelepah daun yang erat melekat pada batang.
Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya rambut atau tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma. Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu.
Faktor utama menyebabkan turunnya jumlah tongkol yang berbiji dan hasil biji setiap tanaman jagung adalah daun saling menutupi. Cahaya matahari adalah faktor penting dalam proses fotosintesis dan penentu laju pertumbuhan (LPT) sehingga intensitas, lama penyinaran dan kualitasnya sangat berpengaruh terhadap proses fotosintesis tersebut. Bila daun saling menutupi maka sinar matahari dapat diteruskan kepada gulma yang tumbuh dibawahnya dan akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan gulma.
 Kondisi ini dapat mempercepat laju pembentukan yang diaktualisasikan dalam peningkatan LPT dan ILD. Indeks luas daun (ILD) tanaman berkaitan erat dengan hasil biji maupun berat kering suatu tanaman. Tercapainya hasil biji maksimun karena ILD berada dalam keadaan optimum. Nilai ILD yang optimum menunjukkan bahwa kecepatan fotosintesis telah mencapai maksimun.


2.2. Jenis – Jenis Jagung
            Jagung dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu:
1.      Jagung keras atau “flint” yaitu jika butir jagungnya keras dan rata bagian ujungnya.
2.      Jagung lekuk atau “dent” yaitu jika butir jagungnya keras etapi bagian ujung permukaan nya berlekuk.
3.      Jagung manis yaitu jika butirnya agak lemah dan berlekuk serta rasanya manis.
4.      Jagung tepung yaitu jagung yang khusus digunakan untuk menghasilkan tepung.
5.      Jagung berondong atau “popcorn” yaitu jika butir jagung nya kecil – kecil tgetapi akan pecah dan mekar waktu digoreng.
Warna butir jagung bermacam – macam pula ada yang putih,kuning,jingga,kemerah- merahan dan bahkan ada yang berwarna kebiru – biruan,ungu dan hitam.Jenis tanaman jagung tertentu seringkali ada yang dimanfaatkan atau dipanen pada kondisi yang masih sangat muda,masyarakat mengenalnya sebagai babycorn.


2.3. Struktur Butir Jagung
            Butir jagung terdiri dari kulit luar,endosperma dan lembaga.Kulit luar merupakanlapisan pelindung yang kuat terdiri dari lapisan perikarp,testa dan pelindung lembaga.Lapisan kulit luar sekitar 5-6 % dari berat butir jagung.Endosperm besarnya
80-84% dari berat butir terdiri dari lapisan aleuron dan endosperma.Lapisan aleuron banyak mengandung protein dan lemak,sedangkan bagian endosperma terutama terdiri dari pati.Lembaga di bagian pangkal butir dan beratnya 9-12% dari berat butir.


2.4. Komposisi Jagung
            Jagung mempunyai komposisi kimia yang bervariasi.Variasi komposisi ini antara lain oleh perbedaan varietas,iklim tempat tumbuh,kesuburan tanh,perawatan dan cara pengolahan.Komposisi jagung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Komposisi kimia jagung

Komponen
Kandungan
Karbohidrat
73(%)
Protein
10(%)
Lemak
5(%)
Abu
1,3(%)
Vitamin B1
5 mg/100g
Riboflavin
1,2mg/1009


2.5. Hubungan Pertumbuhan Gulma dengan Jagung
Dalam suatu pertanaman terjadi persaingan antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh.Keberadaan gulma yang dibiarkan tumbuh pada lahan tanaman dapat menurunkan hasil jagung manis antara 20-80% dan salah satu upaya untuk mengatasinya dengan pengaturan jarak tanam. Kehadiran gulma tersebut pada tanaman dapat meningkatkan jumlah individu tumbuhan dalam satu area.
Rendahnya hasil tanaman dengan adanya gulma adalah karena kemampuan kompetisi gulma terhadap cahaya matahari, air dan unsur hara serta ruang tumbuh yang diperlukan tanaman. Cahaya matahari diperlukan dalam proses fotosintesis untuk pertumbuhan dan produksi, sehingga dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dari pada pertumbuhan gulma akan mengakibatkan penaungan terhadap gulma dan mengurangi laju pertumbuhan gulma. Kemampuan kompetisi gulma terhadap cahaya tergantung kepada laju pertumbuhan gulma serta kepadatannya. Jika kepadatan gulma tinggi dengan perkembangannya yang lebih cepat akan menimbulkan kompetisi yang lebih kompleks. Kompetisi ini tidak hanya terjadi antara gulma dengan tanaman, tapi juga kompetisi antar spesies yang sama dan antar individu gulma. Beberapa jenis gulma merupakan pesaing kuat terhadap cahaya, air dan unsur hara, sehingga besarnya hasil panen sangat ditentukan oleh tingkat dan lamanya persaingan gulma dengan tanaman.

2.6. Jarak Tanam
Pengaturan jarak tanam erat kaitannya dengan produksi yang akan dicapai. Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tanaman dan pada prinsipnya pengaturan jarak tanaman untuk memberikan tanaman tumbuh lebih baik tanpa mengalami banyak persaingan.Mengatur jarak tanam bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kompetisi intra-spesies maupun inter-species dan merupakan suatu tindakan manipulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal.
Kerapatan tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun. Jika kondisi tanaman terlalu rapat dapat mempengaruhi perkembangan vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju fotosintesa dan menurunnya perkembangan luas daun. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum.
Dalam budidaya tanaman, jarak tanam menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanam yang terlalu rapat atau tingkat kepadatan populasi yang tinggi dapat mengakibatkan persaingan antar tanaman. Oleh karena itu jarak tanam harus diperhatikan untuk mendapatkan jumlah populasi yang optimum. Ukuran tajuk tanaman yang semakin besar membutuhkan jarak tanam yang semakin renggang untuk mencegah terjadinya overlapping yang akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi terhadap cahaya matahari.Dengan demikian, pengaturan jarak tanam untuk memanfatkan radiasi matahari yang optimal sekaligus berperan memperbaiki penutupan kanopi terhadap permukaan tanah diantara barisan tanam, sehingga mengurangi persaingan diantara perakaran gulma dengan perakaran tanaman.
Tingkat kerapatan yang optimum akan diperoleh Indeks Luas Daun (ILD) yang optimum dengan pembentukan bahan kering yang maksimum, karena pembentukan jumlah fotosintat pada daun lebih maksimal. Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman akan menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan, sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat dan laju evaporasi dapat ditekan.jarak tanam yang terlalu rapat akan memberikan hasil yang
relatif kurang, karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini berhubungan dengan kompetisi tanaman untuk mendapatkan unsur hara, air serta efisiensi dalam penggunaan cahaya matahari.


BAB III ISI DAN PEMBAHASAN

Ø  Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis,semikimia,kimia).Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
Ø  Grit adalah makanan asal Indian Amerika umum di Amerika Serikat Selatan dan terutama dimakan saat sarapan. Mereka terdiri dari kasar jagung tanah atau kadang-kadang bubur jagung,Maka mereka menyebutnya bubur jagung. Mereka juga kadang-kadang disebut sofkee atau sofkey dari kata (Creek) bahasa Muskogee.Grit yang mirip dengan lainnya tebal berbasis jagung bubur dari seluruh dunia, seperti polenta atau Farina tipis.
Grit biasanya dibuat dengan menambahkan satu grit bagian untuk dua sampai tiga bagian air mendidih, terkadang dibumbui dengan garam atau gula. Grit biasanya dimasak selama 15 - 20 menit atau sampai air terserap dan grit menjadi konsistensi seperti bubur. Ketika dimasak, grit harus diaduk secara berkala untuk mencegah mencuat dan membentuk benjolan.Grit dapat disajikan dengan parutan keju, mentega, sosis atau negara ham mata merah saus. Grit juga telah dikenal untuk dilayani dengan ikan lele goreng seperti salmon atau kroket.
Ø  Dekstrin adalah kelompok rendah karbohidrat berat molekul yang diproduksi oleh hidrolisis pati [1] atau glikogen. [2] Dekstrin adalah campuran dari polimer D-glukosa unit dihubungkan oleh α-(1 4) atau α-(1 6) glikosidik obligasi.
Dekstrin dapat diproduksi dari pati dengan menggunakan enzim seperti amylases, seperti selama proses pencernaan dalam tubuh manusia dan selama malting dan menumbuk, [3] atau dengan menerapkan panas kering di bawah kondisi asam (pirolisis atau dipanggang). Proses yang terakhir ini digunakan industri, dan juga terjadi pada permukaan roti selama proses baking, berkontribusi terhadap rasa, warna kerenyahan, dan. Dekstrin dihasilkan oleh panas juga dikenal sebagai pyrodextrins. Selama memanggang bawah kondisi asam pati pati hydrolyses dan bagian pendek dirantai sebagian rebranche dengan α-(1,6) obligasi ke molekul pati terdegradasi [4].
Dekstrin adalah bubuk putih, kuning, atau coklat yang sebagian atau sepenuhnya larut dalam air, menghasilkan solusi optik aktif viskositas rendah. Sebagian besar dapat dideteksi dengan larutan yodium, memberikan warna merah, satu membedakan erythrodextrin (dekstrin yang warna merah) dan achrodextrin.Dekstrin putih dan kuning dari pati panggang dengan asam sedikit atau tidak ada disebut permen Inggris.


DAFTAR PUSTAKA

Lando, T.M., dan Y. Sinuseng.  1995.  Penelitian prototipe alat simpan benih dan biji-bijian tanaman pangan. Hasil Penelitian Pascapanen dan Mekanisasi Pertanian.  BalaiPenelitian Tanaman Pangan Maros 14: 28-32.

Murni, A. M., Y. Barus., Kiswanto., Slameto., D. Suherlan., A. Sopandi and Sunaryo. 2007. Agronomic survey for maize in Lampung. Presentation at Workshop on Site Specific Nutrient Management for Maize. Bandar Lampung. May  28 – June 1, 2007.

Prastowo, B., Sarasutha, Lando, Zubachtirodin, Abidin, dan R.H. Anasiru.  1998.  Rekayasa  teknologi mekanis untuk budidaya tanaman jagung dan upaya pascapanennya pada Lahan Tadah Hujan. Journal Engineering Pertanian 5(2):39-62















LAMPIRAN








\

1 komentar:

  1. Saya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.

    BalasHapus